2

Senin, 25 Januari 2010

Menghormati Guru

Salah satu menghormati ilmu adalah menghormati guru. Sayyidina Ali ra menyatakan : "Aku adalah hamba sahaya bagi orang yang mengajarku, walaupun satu huruf saja. Bila ia bermaksud menjualku, maka ia bisa menjualku, bila ia bermaksud memerdekakanku maka ia bisa memerdekakanku dan bila ia bermaksud memperbudakku, maka ia bisa memperbudakku."




Dalam hal ini pernah didendangkan sebuah syair untukku :

  • "Menurutku hak yang paling utama adalah hak guru, dan hak itu wajib dijaga bagi setiap muslim.

  • Sungguh ia berhak diberi kemuliaan. Setiap ia mengajar satu huruf, tak cukup memberinya seribu uang dirham."


Sesungguhnya orang yang mengajarimu satu huruf yang kamu butuhkan dalam uru dan agamamu, makan ia merupakan ayahmu dalam kahidupan agamamu. Guru kami Syekh Al-Imam Sadiduddin Asy-Syairazi berkata : "Guru-guru kami mengatakan : "Barang siapa mengharap anaknya menjadi orang alim, hendak ia memelihara, memuliakan dan memberikan sesuatu kepada para ahli agama yang mengembara. Bila anaknya ternyata tidak menjadi orang alim, tentu cucunya yang akan menjadi orang alim."


Salah satu menghormati guru adalah tidak kencang berjalan di depannya, tidak duduk di tempatnya, tidak memulai percakapan dengannya kecuali atas izinnya, tidak memperbanyak omongan di sisinya, tidak menanyakan sesuatu ketiak ia sudah bosan, menjaga waktu dan tidak mengetuk pintu rumah atau kamarnya, tetapi harus menunggu sampai ia keluar. Jadi seorang murid harus berusaha mendapatkan ridhonya, menghindari kemurkaannya dan patuh kepadanya selain dalam perbuatan maksiat kepada Allah SWT, sebab tidak boleh patuh pada makhluk untuk melakukan perbuatan maksiat kepada pencipta.


Juga salah satu menghormati guru adalah menghormati anak-anaknya dan orang yang mempunyai hubungan dengannya. Guru kami Syaikhul Islam Burhanuddin Shahibul Hidayah pernah bercerita, bahwa seorang ulama besar dari Bukhara sedang duduk dalam suatu majelis pengajian, sesekali ia berdiri dan duduk lagi. Ketiak ditanyakan kepadanya mengenai sikapnya itu, ia menjawab : "Sesungguhnya putra guruku sedang bermain bersama anak-anak lain di halaman rumah, setiap aku melihatnya, aku berdiri sebagai penghormatanku pada guruku."


Hakim Agung Fahruddin al-Arsabandi seorang pemimpin para Imam di Marwa sangat dihormati oleh Sultan (raja), ia berkata : "Saya dapat merasakan kedudukan ini karena berkah hormat saya kepada guru. Saya melayani guru saya, yaitu Abu Yazid Ad-Dabusi. Saya memasak makanan untuk beliau dan saya tidak ikut memakannya."


Syekh al-Imam al-Ajjal Syamsul Aimmah al-Khukwani terpaksa keluar dari Bukhara dan pindah ke suatu desa karena suatu peristiwa yang menimpanya. Murid-muridnya mengunjunginya kecuali Syekh al-Imam al-Qadhi Abu Bakar az-Zagauni, saat mereka bertemu, Imam al-Khulwani bertanya : "Mengapa kamu tidak mengunjungiku ?" Syekh Abu Bakar menjawab : "Saya sangat sibuk melayani ibu saya." Al-Khulwani kemudian berkata : "Kamu akan dapat karunia umur panjang, tetapi kamu tidak akan mendapat anugrah nikmatnya belajar." Ternyata hal itu memang terbukti Syekh Abu Bakar lebih banyak tinggal di desa dan tidak teratur dalam belajar.

Maka barang siapa membuat sakit hari gurunya, maka ia tidak akan mendapatkan berkah ilmu dan tidak dapat memanfaatkan ilmunya kecuali hanya sedikit, sebuah syair mengungkapkan :

  • "Sesungguhnya guru dan dokter tidak akan berguna nasihatnya bila tidak dihormati.

  • Bersabarlah dengan penyakitmu bila kamu menentang dokter. Dan bersabarlah kamu dengan kebodohanmu bila kamu menentang guru."


Dikisahkan, bahwa Khalifah Harun al-Rasyid mengutus putranya kepada al-Ashama'i agar diajarkan ilmu dan tatakrama. Pada suatu hari Khalifah melihat al-Ashama'i berwudhu dan membasuh kakinya, sementara putra Khalifah menyiramkan air pada kakinya, Khalifah pun menegur pada al-Ashama'i, katanya : "Saya mengutusnya kepadamu agar kamu mengajarinya ilmu dan tatakrama kepadanya, mengapa kamu tidak menyuruhnya menyiramkan air dengan salah satu tangannya dan membasuh kakimu dengan tangannya yang lain ?."



COMMENTS :

Don't Spam Here

0 komentar to “Menghormati Guru”

Posting Komentar

 

Copyright © 2009 Fresh Themes Gallery | NdyTeeN. All Rights Reserved. Powered by Blogger and Distributed by Blogtemplate4u .